THE WILL OF GOD

By: RD V RUDY HARTONO (Ketua Komisi Kateketik KAJ)

Kehendak Allah sering kurang dapat dipahami oleh manusia. Ketika Maria menerima perutusan ilahi untuk menjadi ibu bagi Yesus, Maria menerima kehendak Allah dengan mengatakan,”Aku ini, hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38). Bahkan ketika Yesus harus menerima jalan derita yang menyakitkan diriNya, Ia hampir menghindar, tetapi segera menyerukan,”Ya, BapaKu, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.” (Luk 22:42). Maria dan Yesus mengalami peristiwa dimana kehendak Allah kadang kurang dapat diselami dari sisi kemanusiaan, tetapi mereka meletakkan sisi keilahian sebagai jalan memahami misteri Allah yang Maha besar dengan iman dan kepercayaan.

Apa itu kehendak Allah? Kehendak merupakan keinginan. Kehendak Allah adalah keinginan Allah yang menyelenggarakan hidup manusia dengan rahmat adikodrati demi penyelamatan dan kebahagiaan manusia hidup bersama dengan Allah. Kita tahu dengan konsep Kemahakuasaan Allah kita sendiri menjadi sadar bahwa hidup manusia sepenuhnya dibawah kekuasaan Allah.Sebab Allah yang menciptakan semesta beserta segala mahluk hidup yang merayap di bumi ini, termasuk sang manusia sebagai mahluk yang sangat istimewa, adalah hasil dari kreasi dan inisiatif Allah.

Namun manusia diberi Akal budi (nalar), Perasaan (afeksi) dan kehendak bebasnya (prilaku), agar manusia di dunia terus mencari dan memahami maksud dan tindakan Allah itu dengan karunia kodrati yang telah diberikan oleh Allah. Ketiga hal ini merupakan unsur kemanusiaan yang paling pokok, dan manusia dikaruniakan tiga hal ini untuk mencari dan menemukan Allah dalam perjalanan hidupnya yang sementara di dunia, dan menghayatinya di dalam keabadian di Surga kelak. Ini berarti merupakan suatu perjuangan hidup manusia sendiri dengan imannya menemukan Tuhannya.

Apa saja kehendak Allah itu? Dari perjalanan biblis (kitab Suci) termaktup keinginan dari pihak Allah, yaitu keselamatan, kebahagiaan, kebaikan, penebusan, cinta kasih, persahabatan ilahi, kesempurnaan, pengampunan, suka cita, kemurahan hati, dsb. Apakah dengan kehendak Allah ini manusia memerlukan semuanya itu? Sejauh hidup kita kerap dikisahkan dengan peristiwa tragedy dan kefanaan hidup (kematian), maka jiwa manusia dengan keseluruhan gerak kodratinya ia memerlukan keselamatan, dan hidup bahagia bersama dengan Allah. Seluruh kehendak Allah adalah baik, amat bahkan teramat baik. Rangkuman atas seluruh kehendak Allah itu bisa kita temukan dalam perjalanan sejarah keselamatan manusia di dalam Kitab Suci dari mulai Allah menciptakan manusia sampai ia merencanakan menyelamatkan manusia dengan menghadirkan Yesus, sebagai penebusan manusia atas keadaan tidak selamat, ialah dosa.

Bagaimana menemukan Kehendak Allah di bumi? Memang agak rumit bisa menemukan kehendak Allah di muka bumi ini. Sebab hidup kita di bumi ini tercampur dengan Kehendak manusia, dan kehendak Setan. Tiga unsur ROH tersebut ada di dunia secara bersama sama. Ada Kehendak Allah yang semuanya berkehendak baik, ada kehendak manusia yang kadang baik kadang jahat, ada kehendak Setan yang semuanya berkehendak jahat. Di sinilah sebuah DISCRETIO (discernment= kemampuan membeda bedakan roh) menjadi amat diperlukan untuk memahami misteri kehidupan dengan tiga kehendak yang terjadi di muka bumi ini. Manakah butir butir yang dapat kita jadikan pegangan, kalo kita dapat menemukan bahwa pencarian kita adalah menemukan kehendak Allah? Di sinilah manusia membutuhkan suatu perjuangan memahami apa yang menjadi kehendak Allah dengan usaha usaha kerohanian (spiritualitas) yang berdaya guna.

Beberapa Prinsip Discretio

  1. Latihan penyadaran (Examen Conscientiae)
  2. Pusatkan pikiran dan Budi dengan merenungkan apa yang kubuat sepanjang hari
  3. Menciptakan keheningan
  4. Mulai menajamkan suara hati dengan menyadari peristiwa yang lewat
  5. Lectio Divina
  6. Meditatio atau Kontemplasi
  7. Persembahkan hati dengan sebuah DOA

 

Refleksi Hidup:

1) Apa yang menggelisahkan hidupku?Menjadi beban?

2) Bacalah Matius 6:25-34, apakah amanat yang bisa kupetik?

3) Ekspresikan dengan sebuah pengalaman hidup/puisi/doa/display.

Leave a Comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.